-->

Jangan Menikah Hanya Karena Provokasi, Tapi Menikahlah Karena Kemantapan Hati



Bermacam-macam alasan orang menikah, ada yang memang karena cinta banget, ada yang memang tak ada rasa cinta tapi meyakini suatu saat nanti bila bersama ada cinta yang akan merekah, dan ada pula yang memutuskan karena menurut orang-orang disekitarnya sang calon sudah terbaik.
Padahal menikah bukan sesuatu yang boleh untuk dicoba-coba, tapi mantapkanlah hatimu agar kebersamaan yang ada tidak hanya sebentar dan menyisakan luka.
Oleh karenanya, jangan sampai kamu menikah hanya karena provokasi dari orang-orang yang ada disekitarmu. Karena dalam pernikahan jangka waktu yang dibutuhkan adalah seumur hidup, bukan hanya satu atau dua hari.

Mendengarkan Pendapat Orang Lain Ketika Hendak Menikah Memang Perlu, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Keyakinan Diri

Dan tahukah kamu mengapa banyak mendengar perkataan orang lain tidak sepenuhnya baik? Karena terlalu banyak mendengarkan apa kata orang kadang membuatmu bimbang.
Iya, memang tidak ada salahnya mendengarkan pendapat orang-orang disekitar saat hendak menikah, tapi jangan sampai kehilangan keyakinan dirimu.

Kemantapan Hatimu Yang Bernilai, Karena Untuk Apa Menurut Orang Lain Baik Bila Hatimu Masih Bimbang


Karena yang bernilai dalam memutuskan menikah adalah kemantapan hatimu, sebab bila dipikir secara bijak, untuk apa menurut orang lain sudah baik bila hatimu sendiri masih bimbang dan seringkali berkata “bukan dia sebenarnya yang aku butuhkan”.

Ingat, Kamu Yang Akan Menjalani Hidup Bersamanya, Maka Putuskanlah Dengan Bijak Sesuai Kemantapan Hatimu

Ingat, kamu yang akan menjalani hidup bersamanya, kamu yang akan bersama mengarungi manis pahitnya kehidupan dengannya, dan kamu pulalah yang punya hak untuk memutuskannya. Maka putuskanlah dengan bijak sesuai kemantapan hatimu.

Jangan Gegabah Dan Jangan Pula Sampai Kehilangan Jati Dirimu Hanya Karena Terlalu Banyaknya Masukan Kepadamu

Maka dari itu, jangan gegabah dan jangan pula sampai kehilangan jati dirimu hanya karena banyaknya masukan orang lain kepadamu.
Sebab, kebimbangan seringkali hadir karena terlalu banyaknya masukan, sehingga berpikir bijakpun kadang akan lalai, yang nampak dihati dan otak pasti hanya lah yang enak-enaknya saja.
Padahal bersama dalam pernikahan itu yang dbutuhkan bukan hanya sebatas cinta dan senang, tapi kemampuan untuk bersabar dan bertanggung jawab.

Karena Menikah Adalah Kebersamaan Yang Butuh Tanggung Jawab, Maka Jangan Sampai Kamu Salah Dalam Memutuskan

Jadi, karena menikah adalah kebersamaan yang butuh namanya tanggung jawab penuh, maka jangan sampai kamu salah dalam memutuskan “iya”. Apalagi keputusan iya-mu hanya berdasarkan kamu ikut-ikutan perkataan orang lain, bukan datang dari kemantapan hatimu.